Ditulis Oleh A Ponco Anggoro
Rabu, 29 April 2009
Satu lagi lokasi tujuan wisata di selatan Jawa Timur yang sangat berpotensi meningkatkan kesejahteraan warga di kawasan selatan menjadi lebih baik asalkan fasilitas dan perawatannya ditingkatkan. Pantai Watu Ulo dan Tanjung Pasir Putih Malikan (Papuma) di selatan Jember bisa jadi andalan.
Pantai Watu Ulo dan Pantai Tanjung Papuma, sekitar 30 kilometer sebelah selatan Kota Jember, berdekatan lokasinya. Keduanya hanya terpisah jarak sekitar lima kilometer, dengan jalan penuh tanjakan dan turunan serta tikungan curam. Hanya dengan membayar Rp 6.000 wisatawan bisa melihat kedua lokasi wisata tersebut.
Di Pantai Watu Ulo, wisatawan dimanjakan dengan pemandangan karang-karang batu tidak jauh dari bibir pantai, yang jika dilihat dari atas seperti ular. Mungkin karena itu pula nama pantai tersebut adalah Watu Ulo. Dengan meminum kelapa muda di warung-warung di pinggir pantai, keindahan pemandangan betul-betul bisa menjernihkan pikiran siapa pun yang datang.
Sementara di Tanjung Papuma, wisatawan bisa merasakan berjalan di pantai yang berpasir putih lalu berjalan di pantai yang berpasir cokelat karena kedua pasir ini berada berdampingan di pantai tersebut. Hanya saja syaratnya kondisi laut sedang tidak pasang.
Tidak hanya itu, di Tanjung Papuma yang berada di areal wanawisata di bawah pengelolaan Perhutani, wisatawan bisa melihat hewan-hewan seperti kera dan lutung yang hidup di areal hutan di lokasi wana wisata. Ditambah sejuknya cuaca karena masih banyaknya pohon di sana membuat wisatawan yang berkunjung betah berlama-lama.
Puluhan perahu nelayan yang diparkir di pantai pun menjadi salah satu pemandangan menarik di sana. Apalagi ketika melihat nelayan-nelayan itu sibuk memperbaiki jaring, mengecat perahu, atau ketika bersiap-siap melaut. Turis lokal dan asing
Karena keindahan-keindahan yang disajikan, tidak hanya turis lokal yang mendatangi kedua pantai ini. Turis asing, kebanyakan dari Perancis dan Jerman, juga tertarik mengunjunginya. Sering kali mereka berjalan-jalan di kawasan sekitar hutan atau hanya berjemur di pinggir pantai.
Untuk membuat wisatawan lebih nyaman, pihak Perhutani menyediakan penginapan untuk ditinggali para wisatawan. Harganya berkisar antara Rp 100.000 sampai Rp 400.000. Tersedia 11 kamar yang bisa disewa oleh wisatawan. Sebetulnya kamar yang disiapkan lebih dari itu. Namun, karena kayu kelapa yang digunakan untuk bangunan penginapan dimakan rayap, tujuh penginapan tidak bisa digunakan. Sayangnya, penginapan ini baru dibangun tahun 2007 lalu.
Kedua pantai yang berdekatan ini sebetulnya bisa lebih dikembangkan lagi untuk menarik wisatawan. Sebagai contoh di Tanjung Papuma. Fasilitas kamar mandi yang tersedia sangat tidak terawat. Kemudian kebersihan di kedua pantai ini pun tidak dijaga sehingga sampah membuat keindahan pantai berkurang.
Sementara di Watu Ulo, Aisyah, salah satu pemilik warung, menyesalkan tidak adanya lagi penginapan di lokasi itu. Dua penginapan yang ada di sana terpaksa tutup karena pemiliknya meninggal dan keturunannya tidak melanjutkannya.
Jika saja seluruh fasilitas tersedia dan dirawat, bukan mustahil lokasi ini bisa lebih meningkatkan kesejahteraan warga di selatan Jember, khususnya di sekitar lokasi kedua wisata ini.
0 comments:
Posting Komentar