Ditulis Oleh Suara Merdeka
Jumat, 14 Agustus 2009
Yogyakarta, CyberNews. Penghasilan Perum Perhutani yang hampir 70 persen ditopang oleh kayu ('timber') menunjukkan, bahwa sikap dan perilaku BUMN ini belum berubah. Pengelolaan hutan lestari (PHL), yang menjadi visi dan komitmen bersama harus dibuktikan secara nyata.
Direktur Utama Perum Perhutani, Upik Rosalina, mengatakan itu dihadapan peserta Musyawarah Besar (Mubes) Serikat Karyawan Perum Perhutani (Sekar Perhutani) di Yogyakarta, Kamis (13/8). Mubes Sekar Perhutani ke 3 tersebut, diikuti sekitar 400 karyawan Perhutani se Jawa dan Madura.
Mubes Sekar Perhutani dengan tema 'Akselerasi Perubahan Sistem Guna Penyelamatan Perusahaan Menghadapi Tantangan Global' itu, lebih lanjut Upik Rosalina mengatakan, perlu segera ada perubahan sistem pengelolaan.
Menurut dia, pendekatan pengelolaan sumberdaya hutan dengan memadukan kelola produksi, kelola sosial dan kelola lingkungan merupakan harga mati apabila perusahaan ingin tetap eksis.
Sebab, lanjutnya, sebenarnya masih banyak potensi-potensi yang dapat dan bisa dikembangkan belum dikelola optimal. Adanya peluang yang bisa dikembangkan oleh Perum Perhutani ke depan seperti adanya kelangkaan pangan, air dan energi masih ditanggapi secara dingin.
Pengembangan tanaman pangan, pemanfaatan air dan pengembangan tanaman energi (bioethanol maupun biodiesel) dapat dikembangkan di dalam kawasan hutan.
Perdagangan karbon ('carbon trading') dan mekanisme pembangunan bersih dapat difokuskan dan diwujudkan. "Untuk itu, bila ingin usaha yang kita lakukan bersama ini maju maka mari kita rubah kebiasaan kita," katanya.
Perubahan untuk membuat perusahaan ini, lebih maju. Kebiasaan buruk mulai harus kita tinggalkan, dan digantikan dengan kebiasaan yang produktif demi kemajuan perusahaan yang selama ini kita kelola bersama.
Sekar Perum Perhutani, lanjut dia, sebagai wadah dari karyawan di Perum Perhutani memiliki tanggung jawan yang cukup berat, menjadi pengawal eksistensi perusahaan dan kesejahteraan karyawan merupakan dua mata pisau kembar yang menjadi tujuannya.
Melalui Musyawarah Besar Sekar ke 3, Upik berharap, genderang akselerasi perubahan untuk menyelamatkan perusahaan menghadapi persaingan global, guna mengatasi krisis perusahaan untuk dapat mengayomi lebih baik karyawannya harus segera dimulai.
Sementara Andreas Bestari, Ketua DPP Sekar Perhutani dalam kesempatan itu mengatakan, Mubes Sekar ke 3 ini merupakan kesempatan bagi anggota untuk saling interopeksi demi kemajuan organisasi dan perusahaan.
Sebab, kata dia, dengan interopeksi sehingga kita bisa ngerti akan kekurangan kita sendiri. Karena persaingan ke depan makin tambah sulit dan makin ketat. "Semua yang kita lakukan ini, demi kemajuan perusahaan dimana kita bekerja," katanya.
( Sugiarto / CN13 )
0 comments:
Posting Komentar