Ditulis Oleh Erwin Tambunan
Selasa, 10 November 2009
JAKARTA (bisnis.com): Perhutani membangun pabrik pengolahan derivatif gondorukem untuk mencapai target penjualan Rp2,7 triliun pada 2011.
"Pabrik derivatif gondorukem diperkirakan akan selesai dibangun pada pertengahan 2010. Perlu waktu enam bulan untuk membangun pabrik derivatif itu di Kediri, Jawa Timur," ujar Dirut Perum Perhutani Upik Rosalina Wasrin di Dephut hari ini.
Produk derivatif itu dibangun, katanya, untuk memperoleh nilai tambah gondorukem yang setiap tahunnya diproduksi sebanyak 55.000 ton per tahun. "Hasil penjualan dari 55.000 ton gondorukem itu diperoleh nilai penjualan US$800.000. Dengan hasil olahan itu akan diperoleh hasil penjualan sebanyak tiga kali lipat dari US$800.000, kira-kira Rp2,7 triliun," katanya.
Beberapa produk derivatif yang akan dikembangkan di antaranya produk bahan baku cat, bahan baku tinta, bahan baku tinta dan bahan baku makanan. Nantinya, pabrik tersebut akan menjadi pabrik pengolahan pertama di Indonesia yang mampu mengolah gondorukem dan terpentin hingga menjadi bahan baku makanan dan minuman.
Menurutnya, selama ini pemerintah belum mengolah produk gondorukem secara maksimal. "Sebagian besar penjualan gondorukem diekspor ke Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya."
Untuk itu, katanya, Perum Perhutani akan membangun pabrik pengolahan derivatif gondorukem dan terpentin senilai Rp26 miliar untuk meningkatkan pendapatan perseroan milik pemerintah tersebut.
"Dibangunnya pabrik pengolahan derivatif gondorukem dan terpentin, diharapkan nilai penjualannya bisa melonjak karena harganya hingga tiga kali lipat lebih mahal dibandingkan produk mentah," katanya.
Seluruh produk derivatif tersebut nantinya akan dipasarkan ke Amerika Serikat sesuai dengan perjanjian kerjasama yang sudah disepakati sebelumnya dengan perusahaan asal negara itu. (tw)
0 comments:
Posting Komentar