Rabu, 26 November 2008

Kawasan Hutan untuk Pengembangan Tanaman Bio Energy

Ditulis Oleh Kompas
Rabu, 26 November 2008

TEMANGGUNG, SELASA - Tahun ini, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah akan memulai pengembangan tanaman penghasil bio energy di kawasan hutan lindung dan hutan produksi di Jawa Tengah. Tanaman yang akan dikembangkan adalah jenis nyamplung, sorgum, dan aren.

Kepala Biro Pembinaan Hutan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Suwarno mengatakan, tahun ini, program pengembangan tanaman penghasil bio energy akan dilakukan dengan menanam 200.000 bibit aren, 2,2 juta bibit nyamplung, serta menanam sorgum di areal seluas 250 hektar.

"Ketiga tanaman tersebut nantinya dapat diolah untuk menghasilkan bioetanol," ujarnya, saat ditemui di sela-sela acara Bulan Menanam Nasional dan Penanaman Sengon di Desa Selosabrang, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Selasa (25/11). Selama lima tahun ke depan, aren direncanakan akan ditanam di areal seluas 16.000 hektar.

Penanaman akan dilakukan di hutan lindung di batas desa, serta di hutan lindung. Setiap satu hektar di kawasan hutan lindung akan ditanami 200.000 bibit aren. Sesuai dengan karakteristik tanamannya, aren akan ditanam di daerah-daerah pegunungan seperti Temanggung, Banyumas, Pekalongan, Purworejo, dan Wonosobo.

Untuk pengembangan nyamplung, selama 10 tahun mendatang akan dilaksanakan di areal seluas 100.000 hektar. Nyamplung nantinya akan ditanam di kawasan hutan produksi jati menyebar di seluruh Jawa Tengah.

Selama dua hingga tiga tahun ke depan, areal penanaman sorgum direncanakan mencapai 4.000 hektar. Sorgum nantinya akan ditanam di kawasan hutan produksi dengan jenis tegakan kayu putih di Grobogan.

Produksi bioetanol dari aren, menurut Suwarno, terbilang luar biasa besar. Untuk satu hektar tanah yang ditanami 200.000 bibit aren, akan menghasilkan sekitar 4.000 liter bioetanol.

Jika harga satu liter bioetanol mencapai Rp 5.000, maka dipastikan satu hektar aren akan menghasilkan pemasukan Rp 2 juta, ujarnya.

Selain itu, tiga tanaman penghasil bio energy tersebut juga memberi beragam manfaat lain. Aren dapat berfungsi optimal menjaga cadangan air dalam tanah, dan buahnya, berupa kolang kaling, dap at dikonsumsi. Untuk sorgum, selain memanfaatkan batangnya untuk bioetanol, bijinya dapat diolah menjadi tepung untuk pembuatan roti.

Selain memberikan solusi terhadap krisis energi, menurut Suwarno, pengembangan tanaman penghasil bio energy ini dilakukan untuk meningkatkan fungsi kawasan hutan, tidak hanya sebagai penghasil kayu tapi juga sebagai penghasil energi. "Dengan tidak terus-menerus memanfaatkan kayu yang dihasilkan, maka kita pun secara otomatis akan menjaga fungsi hutan sebagai kawasan konservasi," ujarnya. (EGI)

0 comments:

Based on original Visionary template by Justin Tadlock
Visionary Reloaded theme by Blogger Templates

Kesatuan Pemangkuan Hutan Sukabumi Visionary WordPress Theme by Justin Tadlock Powered by Blogger, state-of-the-art semantic personal publishing platform