Minggu, 25 Januari 2009

Perhutani Tekor Rp 50 Juta Per Tahun

Ditulis Oleh Jawa Pos
Minggu, 25 Januari 2009

Akibat Masih Maraknya Pembalakan Liar

NGANJUK- Perhutani Nganjuk terus tekor setiap tahunnya. Besarnya, mencapai Rp 50 juta per tahun. Kerugian tersebut terjadi akibat masih maraknya aksi illegal logging (pembalakan liar).

Menurut Humas Perum Perhutani Nganjuk Susilo, nilai kerugian tersebut memang kecil bila dibandingkan daerah lain. Namun, hal itu tetap harus diwaspadai karena masih saja terjadi pembalakan liar.

Pada 2008 juga terjadi penurunan nilai kerugian. Pada tahun sebelumnya, kerugian yang harus ditanggung Perhutani akibat pembalakan liar mencapai Rp 73,6 juta. "Penurunan itu tetap memberikan kerugian bagi negara," ujar Susilo ketika dikonfirmasi Radar Kediri.

Susilo mengatakan, perhitungan tersebut diketahui dari hasil pencurian, temuan kayu, tangkapan, dan penggeledahan selama satu tahun terakhir. "Jika diakumulasikan kayu yang ditebang (pembalak liar) mencapai 139 meter kubik," terangnya.

Masih menurut Susilo, rata-rata yang dicuri adalah kayu jati. Sebab, di wilayah Nganjuk mayoritas tanaman hutannya adalah pohon jati.

Susilo mengaku Perhutani terus berupaya meminimalisasi terjadinya pembalakan kayu hutan. Akan tetapi upaya yang dilakukan juga mengalami hambatan. Salah satunya adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian hutan.

Seperti diketahui, lahan yang dikelola oleh Perum Perhutani Nganjuk mencapai 21.273 hektare. Lahan tersebut tersebar di delapan kecamatan. Di antaranya Rejoso, Bagor, Wilangan, Ngluyu, Gondang, Berbek, dan sawahan. "Yang paling rawan pencurian wilayah Bagor," jelasnya.

Berdasarkan data yang diperoleh koran ini, setidaknya setiap minggunya lahan Perhutani tak pernah sepi dari penjarahan. Ini sesuai dengan data pengungkapan pencurian kayu yang diperoleh pada 2008. Pada tahun tersebut mencapai 108 kasus.

Jika tidak ada penekanan serius, bukan tidak mungkin lahan yang gundul akibat pencurian akan semakin luas. "Padahal hutan itu merupakan cadangan air untuk sumber kehidupan," tekan Susilo.

Susilo berharap masyarakat senantiasa menjaga kelestarian hutan yang ada. Bahkan, sejauh ini pihak Perhutani sudah berupaya menggandeng masyarakat untuk mengelola sebagian lahan yang ada. "Kalau tidak dijaga, dampak yang terjadi sangat membahayakan," ingatnya. (ery/fud)

0 comments:

Based on original Visionary template by Justin Tadlock
Visionary Reloaded theme by Blogger Templates

Kesatuan Pemangkuan Hutan Sukabumi Visionary WordPress Theme by Justin Tadlock Powered by Blogger, state-of-the-art semantic personal publishing platform