Ditulis Oleh Surya Online | |
Sabtu, 24 Januari 2009 | |
Jember | SURYA-Hutan lindung milik Perhutani seluas 1.500 hektare masih dijadikan lahan pertanian dengan tanaman jagung oleh warga. Kawasan hutan lindung itu berada di Kecamatan Mumbulsari 1000 hektare dan di Kecamatan Silo seluas 500 hektare. “Karena ditanami jagung, maka tanaman hutan sulit tumbuh, sebab mereka (petani penggarap hutan lindung) memilih jagung. Jagung kan tidak bisa hidup kalau ada naungan,” ujar Taufik, Administratur Perhutani Jember, Kamis (22/1). Sejak perambahan hutan marak tahun 1998, hutan lindung di Mumbulsari dan Silo berubah menjadi lahan pertanian. Warga memilih menanam jagung. Tidak ada tanaman keras atau tanaman hutan di kawasan tersebut. Namun sejak 2007 lalu, Perhutani Jember menghutankan kembali lahan pertanian tersebut. Namun pihaknya tidak akan serta merta mengusir para penggarap tersebut. Untuk menghutankan kembali lahan seluas 1.500 hektare tersebut, Perhutani akan mengajak penggarap menanam kopi dan teh yang bisa tumbuh di bawah naungan. “Nantinya warga Mumbul dan Silo bisa menanam kopi dan the, tetapi tetap dengan menanam tanaman hutan, bukan jagung. Kita tetap akan memikirkan perekonomian mereka,” tegas Taufik. Data di Perhutani Jember menyebut sejak 2007, hutan lindung gundul yang berhasil dihutankan kembali seluas 9.619 hektare. Sisanya seluas 1.500 hektare tersebut yang harus dihutankan kembali. st9 |
0 comments:
Posting Komentar