Banyuwangi - Jumlah penambang emas tradisional di Sungai Gonggo, Lembah Gunung Tumpang Pitu, Kampung 56, Dusun Ringinagung, Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, diperkirakan mencapai 3 ribu orang lebih. Angka tersebut dirilis KPH Perhutani Banyuwangi Selatan. Data tersebut merupakan data hasil pantauan Perhutani hari ini. Sebab itu, dari membludaknya penambang emas dadakan tersebut, kerusakan di Sungai Gonggo dan hutan jati, tepatnya dipetak 79, tak dapat dihindari lagi. Sungai Gonggo mengalami pelebaran hingga tujuh meter dari lebar awalnya, satu meter.
Selain itu kedalaman Sungai Gonggo turut mengalami perubahan drastis. Jika awalnya hanya setengah meter kini berubah menjadi 1,5 meter. Dua pohon jati juga turut dilaporkan tumbang akibat aktifitas penambangan emas secara tradisional tersebut.
"Pengerukan dan penggalian tepi sungai serta di dasar sungai berdampak pada kerusakan. Jika dibiarkan, maka daerah tersebut rawan banjir serta longsor," ungkap Administratur KPH Perhutani Banyuwangi Selatan, Priyadi, pada wartawan di kantornya, Senin (27/4/2009).
Dari pantauan detiksurabaya.com di lokasi, warga yang datang ke lokasi secara membabi buta tak hanya menggali sisi sungai atau dasar sungai. Mereka bahkan sudah juga mencangkuli lahan yang dipergunakan oleh para petani magersari untuk bercocok tanam.
Sementara itu, jajaran pimpinan Muspida Banyuwangi, hari ini melakukan rapat untuk membahas penertiban para penambang emas dadakan tersebut. Rencananya, para penambang itu akan ditertibkan Selasa (28/4/2009) besok.
"Kita akan berikan pengarahan pada perwakilan penambang emas itu agar menghentikan aktifitasnya, kita pakai cara persuasif dulu," terang Kapolres Banyuwangi, Rachmat Mulyana, sesaat selesai mengkuti rapat di Pendopo Kabupaten.(bdh/bdh) |
0 comments:
Posting Komentar