Ditulis Oleh Bisnis Indonesia
Rabu, 10 Juni 2009
JEPARA: Pemerintah dinilai belum memiliki strategi terpadu industri berbahan kayu, tecermin dari kebijakan antardepartemen yang tidak terintegrasi dan cenderung berjalan sendiri -sendiri.
Ketua Asosiasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Kabupaten Jepara Akhmad Fauzi mengatakan departemen yang mempunyai strategi dan kebijakan cenderung memiliki agenda sendiri-sendiri.
Dia mencontohkan Perhutani yang belum mampu mengeluarkan sertifikat ramah lingkungan untuk produk kayu, sementara itu Dinas Perdagangan mendorong industri mebel bersertifikat.
"Jika kayu Perhutani yang milik pemerintah saja tidak tersertifikasi, bagaimana dengan pengusaha di bawahnya? Jadi, seharusnya ada grand strategy yang terintegrasi," katanya kepada Bisnis, kemarin.
Di sisi lain, pemerintah minim dukungan kepada pelaku usaha terlihat dari ketidaktegasan dalam mengarahkan besaran suku bunga perbankan. Meski suku bunga Bank Indonesia kini pada level 7% bunga kredit masih 15%.
Fauzi mengatakan pelaku usaha merasa menjadi korban yang akhirnya hanya mampu bertahan sendiri di tengah impitan krisis ekonomi seperti sekarang ini.
Bupati Jepara Hendro Martojo mengatakan pemerintah daerah memiliki strategi pokok yang diterapkan dalam bentuk kebijakan dan sejumlah infrastruktur pendukung.
Dia menjelaskan untuk mendukung industri mebel dari segi teknologi, peningkatan kualitas bahan baku, Pemkab Jepara memberikan lima unit mesin pengering kayu yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh perajin di wilayah ini.
Dari sisi peningkatan mutu produksi, Pemkab Jepara telah membentuk Furniture Design Center (JFDC) yang mengakomodasi kebutuhan perajin dalam mendorong kreativitas produksi agar memiliki daya saing di taraf internasional.
"Selain itu, Jepara memiliki sentra-sentra industri kerajinan yang dibentuk sejumlah klaster seperti tenun, relief, patung, rotan dan monel yang mampu meningkatkan sisi pemasaran hasil produksi," ujarnya.
Dia menambahkan dalam waktu dekat Pemda Jepara akan mewujudkan klaster agribisnis yaitu sentra penghasil jeruk dan mainan anak-anak di Desa Karanganyar-Jepara. (k42)
Bisnis Indonesia
0 comments:
Posting Komentar