Ditulis Oleh Duta Masyarakat
Senin, 13 Juli 2009
PERUM Perhutani Unit II Jawa Timur berusaha mengoptimalkan penjualan dalam negeri untuk produk hasil hutannya. Apalagi, permintaan hasil industri kayu olahan dari luar negeri sedang seret. “Dari target ekspor untuk hasil industri kayu olahan senilai Rp 169 miliar pada tahun ini, ternyata baru tercapai tujuh persen selama satu semester lalu,” kata Kepala Biro Industri dan Pemasaran Perum Perhutani Unit II Jatim, Heru Lutfi Nazianto, di Surabaya, Jumat (10/7) lalu.
Menurut mantan kepala biro SDM dan umum Perhutani Jatim ini, imbas krisis ekonomi global membuat penjualan ekspor mereka menurun karena kontribusi ekspor terhadap pendapatan perhutani cukup tinggi, namun pihaknya jauh sebelumnya sudah memperhitungkan jika pendapatannya akan turun.
“Pasar luar negeri memang tidak dapat diharapkan, karena importir dari negara asal menghentikan aktivitas bisnisnya akibatnya terjadi stagnasi pasar ekspor kayu olahan,” ujarnya.
Sementara pada 2008 lalu, Perhutani membukukan pendapatan dari ekspor industri kayu olahan sebesar Rp 85,6 miliar dan ekspor industri non-kayu Rp 103 miliar. “Secara total, pendapatan ekspornya mencapai Rp188,6 miliar,” lanjut ia.
Apabila pendapatan ekspor itu dibandingkan dengan pendapatan ekspor dalam negeri, kata dia, pencapaian dari dalam negeri memang jauh lebih rendah atau mencapai Rp 133 miliar.
“Pasar Eropa cukup menjanjikan, apalagi daya serapnya mencapai 50 persen dari total ekspor, terutama untuk penjualan garden furniture,” katanya.
Selain itu, lanjut Heru, pasar dari Jepang dan Korea mencapai 30 persen, sedang sisanya dibagi untuk sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat. “Di sisi lain, ketika eksportir melirik potensi pasar di Timur Tengah, Perhutani memang belum berbuat banyak untuk mengalihkan pasar ekspor ke sana, karena kami belum memiliki agen pemasaran di Timteng,” ujarnya.
Apalagi, lanjut ia, pihaknya selama ini hanya mengandalkan pemasaran produk melalui agen yang berada di beberapa negara importir. Sementara untuk membuka agen baru butuh biaya tinggi. n
0 comments:
Posting Komentar