Minggu, 12 Juli 2009

Perhutani Optimalkan Pasar Dalam Negeri

Ditulis Oleh Kapanlagi.com
Minggu, 12 Juli 2009

Kapanlagi.com - Perum Perhutani mengoptimalkan penjualan dalam negeri untuk produk hasil hutannya, karena permintaan hasil industri kayu olahan dari pasar luar negeri sedang seret.

"Apalagi, dari target ekspor untuk hasil industri kayu olahan senilai Rp169 miliar pada tahun ini, ternyata baru tercapai 7% selama satu semester lalu," kata Kepala Biro Industri dan Pemasaran Perum Perhutani Unit II Jatim, Heru Luthfy Nazianto, kepada ANTARA, di Surabaya, Sabtu.

Menurut dia, imbas krisis ekonomi global membuat penjualan ekspor mereka drop karena kontribusi ekspor terhadap pendapatan perhutani cukup tinggi, namun pihaknya sudah jauh sebelumnya memperhitungkan jika pendapatannya turun.

"Pasar luar negeri memang tidak dapat diharapkan, karena importir dari negara asal menghentikan aktivitas bisnisnya akibatnya terjadi stagnasi pasar ekspor kayu olahan," ujarnya.

Pada tahun lalu, Perhutani membukukan pendapatan dari ekspor industri kayu olahan sebesar Rp85,6 miliar dan ekspor industri nonkayu Rp103 miliar.

"Secara total, pendapatan ekspornya mencapai Rp188,6 miliar," katanya.

Apabila pendapatan ekspor dari dua industri itu dibandingkan dengan pendapatan ekspor dalam negeri, kata dia, pencapaian dari dalam negeri memang jauh lebih rendah atau mencapai Rp133 miliar.

"Pasar Eropa cukup menjanjikan, apalagi daya serapnya mencapai 50% dari total ekspor, terutama untuk penjualan garden furniture, karena konsumen dari Eropa sensitif terhadap produk, sehingga ketika ada produk baru mereka mengganti furnitur lama miliknya," katanya.

Selain itu, katanya, pasar dari Jepang dan Korea mencapai 30%, sedang sisanya dibagi untuk sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat.

"Di sisi lain, ketika eksportir melirik potensi pasar di Timur Tengah (Timteng), Perhutani memang belum berbuat banyak untuk mengalihkan pasar ekspor ke sana, karena kami belum memiliki agen pemasaran di Timteng," katanya.

Apalagi, katanya, pihaknya selama ini hanya mengandalkan pemasaran produk melalui agen yang berada di beberapa negara importir, sementara untuk membuka agen baru membutuhkan biaya tinggi.

"Bisa saja, peluang pasar di Timteng cukup ditangkap agen dari Eropa, sehingga mereka dapat memasukkan produk ke sana," katanya. (kpl/roc)

Bookmark and Share

0 comments:

Based on original Visionary template by Justin Tadlock
Visionary Reloaded theme by Blogger Templates

Kesatuan Pemangkuan Hutan Sukabumi Visionary WordPress Theme by Justin Tadlock Powered by Blogger, state-of-the-art semantic personal publishing platform