Rabu, 07 Oktober 2009

PHBM Perhutani targetkan produksi jagung 10 juta ton

Ditulis Oleh Erwin Tambunan
Rabu, 07 Oktober 2009

JAKARTA: Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Perum Perhutani dari Januari hingga Desember 2009 diprediksi menghasilkan jagung 10 juta ton senilai Rp10 triliun.

“Target produksi jagung sebesar 10 juta ton cukup realistis. Alasannya dalam semester 1 2009, di tiga provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur mencapai 5,4 juta ton yang nilainya Rp4,9 triliun,” ujar jurubicara Perum Perhutani, John Novarly kepada Bisnis, kemarin.

Pertanian jagung Perum Perhutani di tiga provinsi Jawa itu, menurut John, mulai berkembang sejak 2004. “Rata-rata penghasilannya dalam tiap tahun berkisar Rp1 triliun. Lonjakan tajam panen jagung baru terjadi pada semester I/2009, yakni 5,4 juta ton.”

Menurut John, tidak mustahil apabila kerja sama Perum Perhutani dengan masyarakat mencapai 10 juta ton/tahun. “Luas areal pertanian jagung di tiga provinsi Jawa itu diperkirakan mencapai luas 500.000 ha-700.000 ha.”

Areal tanam jagung PHBM itu, lanjut John, merupakan tanaman sela di areal hutan produksi milik Perum Perhutani seluas 1,7 juta ha. “Lahan Perum Perhutani juga ditanami kacang-kacangan, padi dan sebagainya,” katanya.

Kerja sama penanaman jagung di sela tanaman keras atau tanaman tahunan di kawasan hutan milik Perum Perhutani itu, kata John, berdampak positif bagi kelestarian hutan sekaligus membuka peluang tumbuhnya ekonomi desa sekitar hutan.

Menurut dia, para petani yang mengelola sekitar hutan memperoleh keuntungan berupa bertambahnya penghasilan dari usaha tani jagung. Sementara itu, Perum Perhutani memperoleh keuntungan berupa pengamanan yang dilakukan masyarakat dari kerusakan dan jarahan masyarakat terhadap kayu jati yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Kewajiban warga yang ikut dalam kegiatan PHBM tidak dipungut sewa areal Perum Perum Perhutani. Mereka hanya diminta menjaga dan memelihara kelestarian hutan. Misalnya, tidak boleh menebang atau merusak pohon hutan, menyulam pohon yang mati dengan bibit dari Perhutani, dan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup pohon.

Dia mencontohkan Unit I Perum Perhutani Jateng memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar hutan mengelola areal pertanian jagung seluas 0,25 hektare hingga 2 hektar.

“Luas pengelolaannya bergantung pada lokasi tempat tinggal dan luas areal yang bisa ditanami,” katanya.

Oleh Erwin Tambunan
Bisnis Indonesia

Bookmark and Share

0 comments:

Based on original Visionary template by Justin Tadlock
Visionary Reloaded theme by Blogger Templates

Kesatuan Pemangkuan Hutan Sukabumi Visionary WordPress Theme by Justin Tadlock Powered by Blogger, state-of-the-art semantic personal publishing platform