Ditulis Oleh SYAFNIJAL DATUK SINARO
Selasa, 03 November 2009
BANDUNG - Bumi Priangan memang sangat kaya akan objek wisata. Betapa tidak, ketika wisatawan jenuh me ngunjungi objek wisata di kawasan Bandung Utara, terdapat objek-objek wisata alternatif di belahan Bandung Selatan yang tak kalah indah dan menariknya.
Sebut saja Kawah Putih di Kecamatan Ciwidey yang berada di selatan Kabupaten Bandung. Di kawasan ini terdapat satu objek wisata yang menawarkan pemandangan yang indah dan menarik, yaitu bekas kawah Gunung Patuha pada ketinggian 2.194 meter dari permukaan laut dengan suhu antara 8-22 derajat Celsius. Gunung Patuha memiliki dua kawah, selain Kawah Putih terdapat pula Kawah Saat—dalam Bahasa Sunda, saat berarti surut—yang berada di bagian barat. Kedua kawah ini terbentuk akibat letusan Gunung Patuha yang diperkirakan terjadi pada abad ke-10 dan ke-12 silam.
Berbeda dengan air kawah gunung lainnya, air Danau Kawah Putih memiliki keunikan tersendiri. Airnya dapat berubah warna. Bila terik matahari dan cuaca terang, airnya berwarna hijau apel kebiru-biruan, dan terkadang berwarna coklat susu. Namun yang paling sering terlihat airnya berwarna putih disertai kabut tebal di atas permukaan kawah. Pasir dan bebatuan di sekitar kawah pun didominasi warna putih sehingga masyarakat menamainya dengan Kawah Putih.
Secara turun-temurun masyarakat Ciwidey mempercayai puncak Gunung Patuha ini angker. Tidak ada yang berani naik ke puncak gunung itu, karena burung pun jika terbang melintasi kawah ini akan jatuh dan mati.
Baru pada tahun 1837, Dr Franz Wilhelm Junghuhn, peneliti botani Belanda kelahiran Jerman, mengungkap misteri Kawah Putih. Dalam penelitiannya Junghuhn menemukan sebuah danau kawah yang mengeluarkan lava be lerang beserta gas yang bau nya menusuk hidung. Sejak itu terungkaplah bahwa di kawah ini terdapat kandungan be lerang yang menyebabkan burung jatuh jika terbang melintasi danau Kawah Putih.
Pada zaman Belanda sempat dibangun pabrik belerang dengan nama Zwavel Ontgining Kawah Putih. Kemudian pemerintah Jepang melanjutkan usaha ini dengan nama Kawah Putih Kenzanka Gokoya Ciwidey yang berada di bawah penguasaan militer Jepang.
Dibuka 1987
Kendati sudah diketahui penyebab keangkeran puncak gunung ini, Kawah Putih baru dikembangkan PT Perhutani (Persero) Unit III Jawa Barat dan Banten menjadi sebuah objek wisata sejak tahun 1987. Lokasinya terletak sekitar 46 km dari Kota Bandung atau 35 km dari Ibu Kota Kabupaten Bandung, Soreang, menuju Ciwidey. Tepatnya di Desa Sugih Mukti, Kecamatan Pasir Jambu.
Gerbang masuk Kawah Putih terdapat di sebelah kiri jalan, sekitar 20-30 menit dari Kota Ciwidey.
Jalan raya dari Bandung hingga Ciwidey cukup mulus, namun menanjak dan berkelok-kelok. Selepas Ciwidey hingga gerbang Kawah Putih jalan lebih kecil sehingga menyulitkan bus berpapasan sehingga sering menimbulkan kemacetan, terutama saat pengunjung ramai pada hari libur.
Di sinilah bedanya dengan objek wisata yang berada di kawasan Bandung Utara, seperti Gunung Tangkuban Parahu, Sariater, dan Maribaya. Jalan menuju objek wisata di Bandung Utara lebih lebar dan mulus sehingga membuat perjalanan lebih menyenangkan.
Jika saja arus lalu lintas lancar, hanya dibutuhkan waktu sejam dengan mobil pribadi dari Bandung ke Kawah Putih. Tapi pada hari libur, terutama setelah Lebaran, waktu tempuh bisa mencapai empat hingga lima jam. Itu pun jika di Kawah Putih masih terdapat tempat parkir sehingga mobil bisa naik ke kawah. Namun kalau areal parkir di sekitar kawah penuh, pengunjung terpaksa parkir di sekitar gerbang dan naik mobil khusus menuju kawah.
Kawah Putih dibuka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB dan tutup pukul 17.00 dengan tiket Rp 12.000/orang. Pengunjung yang menggunakan mobil pribadi atau mobil kecil bisa langsung naik ke kawah menyusuri jalan menanjak dan berkelok-kelok sejauh 5,6 km atau sekitar 10-15 menit. Di sekitar kawah sudah tersedia areal parkir bagi mobil kecil, pusat informasi, musala, dan warung-warung makanan. Jalan raya dari gerbang menuju kawah sudah diaspal, tapi bergelombang dan terdapat kerusakan di sejumlah titik.
Sementara pengunjung yang menggunakan bus atau sarana angkutan pedesaan, tersedia transportasi transit menuju kawah. Bagi pengunjung yang menggunakan sarana angkutan umum menuju Ciwidey dari Bandung, juga banyak tersedia di Terminal Kebun Kalapa maupun Leuwi Panjang.
Setelah sampai di Kota Ciwidey, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan pedesaan ke arah Situ Patenggang.
Untuk sampai ke danau kawah, pengunjung harus berjalan kaki menurun sekitar 200 meter dari areal parkir. Namun jalannya tidak sulit karena sudah dibangun tangga dari semen.
Di sisi kiri tangga bagian bawah terdapat seorang seniman yang bermain kecapi. Biasanya para pengunjung memberikan uang ala kadarnya kepada sang pemain kecapi berirama lagu-lagu daerah Sunda ini.
Selain danau kawah, di sekitar Kawah Putih juga terdapat kolam pemandian air panas Cimangu dengan tarif Rp 9.000/orang. Jika masih ada waktu, pengunjung bisa terus ke Situ Patenggang atau memetik buah stroberi di kebun yang banyak terdapat di sepanjang jalan antara Ciwidey ke Kawah Putih. n
0 comments:
Posting Komentar