Ditulis Oleh Erwin Tambunan
Selasa, 29 Desember 2009
JAKARTA: Perum Perhutani meraup pendapatan Rp2,35 triliun atau 98% dari target 2009 yang mencapai Rp2,4 triliun, sementara pendapatan 2008 mencapai Rp2,3 triliun.
"Tahun depan kami menargetkan pendapatan Rp2,4 triliun," ujar Dirut Perum Perhutani Upik Rosalina Wasrin di Jakarta, kemarin.
Belum maksimalnya pendapatan BUMN itu, menurut Upik lantaran pengaruh krisis keuangan global juga menerpa industri perkayuan di dalam dan luar negeri," ujarnya.
Bahkan, katanya, tahun depan pengaruh krisis keuangan global itu masih akan berpengaruh (negatif) pada industri itu. "Makanya, kenaikan target tidak terlalu besar," tuturnya.
Untuk menggapai target itu, katanya, Perhutani akan konsentrasi pada kayu lapis. "Diharapkan akan menambah pendapatan yang selama ini hanya fokus pada kayu tebangan," ujar Upik.
Selama ini, pendapatan terbesar perusahaan diperoleh dari hasil kayu tebangan sebesar 60%, industri kayu 17% dan produksi nonkayu 23%. "Dengan dibangunnya pabrik plywood diharapkan akan semakin meningkatkan pendapatan di luar kayu tebangan," paparnya.
Plywood itu dihasilkan dari pabrik yang tengah dibangun dengan investasi Rp87 miliar dan rampung pertengahan 2010. Kapasitas produksi plywood dan flooring sebesar 90.000 meter kubik (m3) per tahun.
"Plywood ini diharapkan dapat memenuhi pasar internasional seperti Jepang, Eropa dan Amerika Serikat," ujar Upik.
Hutan Rakyat
Menyinggung tentang program 2010, dia mengatakan pihaknya telah menyiapkan dana Rp250 miliar untuk menjalankan program pengembangan hutan rakyat di Pulau Jawa.
Dana sebesar itu, katanya diperuntukkan pemeliharaan dan pengembangan hutan tanaman, penanaman, serta perdagangan komoditas hutan rakyat.
"Misi program tersebut lebih kepada pemeliharaan lingkungan," ujarnya.
Penanaman itu juga sebagai upaya untuk memenuhi 30% tutupan lahan hutan di Pulau Jawa yang seluruhnya 12 juta hektare (ha).
Pada 2009, Perum Perhutani telah mengembangkan penanaman 1.000 ha dengan menghabiskan dana Rp4 miliar. Total anggaran pada 2009 mencapai Rp9 miliar. "Sisa anggaran tersebut digunakan untuk perdagangan kayu rakyat," ungkapnya.
Oleh Erwin Tambunan
Bisnis Indonesia
0 comments:
Posting Komentar