PURWOKERTO--MI: Kebakaran mulai melanda hutan di wilayah Banyumas, Jawa Tengah (Jateng). Pasalnya, pada Senin (30/6) petang, kebakaran sudah mulai terjadi di semak-semak hutan jati di Desa Mandirancan, Kecamatan Kebasen, Banyumas. Luasan yang terbakar baru sekitar 2.000 meter persegi (m2) dan nyaris membakar pohon-pohon jati. Beruntung, kebakaran tidak meluas, karena tim dari Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur langsung memadamkannya.
Wakil Administratur KPH Banyumas Timur Soejoedi mengungkapkan kebakaran memang langsung dapat dikendalikan karena yang terbakar baru semak-semak, belum sampai merembet ke pohon jati.
"Tim kita sudah stand by, sehingga begitu mengetahui ada semak yang terbakar langsung kita kendalikan. Namun, ini jadi peringatan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya kebakaran hutan,"kata Soejoedi, Selasa (1/7).
Soejoedi menduga, kebakaran itu disebabkan oleh ulah manusia yang kemungkinan membuang puntung rokok sembarangan. Namun demikian, pihaknya belum dapat memastikan asal api yang muncul di hutan jati tersebut.
Menurutnya, KPH Banyumas Timur juga telah menyiapkan lima posko kebakaran hutan yang bakal diaktifkan mulai Juli mendatang. Selain posko, KPH juga membentuk tim satuan pengendalian kebakaran (Satdalkar) yang disiagakan di masing-masing Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH).
Soejoedi mengatakan bahwa ada lima BKPH yang dibentuk posko kebakaran. Yakni BKPH Karangkobar (Banjarnegara), BKPH Gunung Slamet Timur (Purbalingga) serta BKPH di Banyumas masing-masing Kebasen, Jatilawang dan Gunung Slamet Barat.
"Kelima posko akan mulai diaktifkan pada awal Juli mendatang. Selain itu, ada dua orang yang masuk dalam Tim Satdalkar di masing-masing BKPH. Mereka bakal memantau kondisi hutans elama 24 jam penuh," jelas Soejoedi.
Dikatakannya, hampir di seluruh hutan wilayah KPH Banyumas timur rawan terjadinya kebakaran. Namun, katanya, yang paling potensial terbakar adalah di wilayah BKPH Jatilawang dan Kebasen.
"Sebab, di kedua BKPH tersebut ada tanaman jati muda, sementara di bawahnya adalah ilalang. Sebagai antisipasinya, kita sudah membuat ilaran sehingga jika terjadi kebakaran bisa secepatnya terlokalisir," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga memperketat pengawasan para pendaki yang akan naik ke Gunung Slamet. Para pendaki, katanya, akan dipantau sebelum mereka naik ke puncak Slamet.
"Kita akan minta supaya mereka benar-benar menjaga agar tidak main-main dengan api di Gunung Slamet. Karena saat ini banyak ilalang yang mulai mengering dan rawan terjadinya kebakaran," tandasnya. (LD/OL-2) |
0 comments:
Posting Komentar