Jumat, 17 Juli 2009

Perhutani Libatkan LMDH Atasi Kebakaran Hutan

Ditulis Oleh Kompas
Jumat, 17 Juli 2009

CEPU, KOMPAS.com - Kesatuan Pemangku Hutan atau KPH Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah menggandeng lembaga masyarakat desa hutan atau LMDH untuk mengantisipasi dan mengatasi kebakaran hutan di musim kemarau. Hal itu lantaran kebakaran hutan di wilayah KPH Cepu selama dua tahun terakhir meningkat dua kali lipat.

Administratur KPH Cepu Imam Puji Raharjo melalui Wakil Administratur KPH Cepu Dewanto, Kamis (16/7), di Cepu, mengatakan pada 2007 hutan KPH Cepu yang terbakar seluas 450 hektar . Pada 2008, luas hutan yang terbakar meningkat menjadi 900 hektar.

Faktor penyebab kebakaran adalah kelalaian atau keteledoran manusia. Di saat daun dan ranting berjatuhan, serta semak di hutan mengering, ada yang sembarangan membuang rokok atau membuat perapian tanpa memastikan apinya telah mati atau belum. "Kebakaran itu sangat merugikan perhutani karena banyak tanaman jati yang masih muda mati," kata Dewanto.

Menurut Dewanto, hutan di KPH Cepu cukup luas, 33.047,3 hektar. Kalau terjadi kebakaran, perhutani tidak dapat mengatasinya sendiri. Pasalnya, perhutani hanya mempunyai tenaga pemadam kebakaran yang terbatas dan hanya mempunyai satu mobil pemadam berupa kijang bak terbuka yang membawa tandon air 2.500 liter.

Untuk itulah, perhutani melibatkan 45 LMDH mengantisipasi dan mengendalikan kebakaran. Mereka mendapat pelatihan dari Manggala Agni Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Pati.

Anggota Tim Manggala Agni Arif Susiyoko mengatakan para anggota LMDH itu harus mengetahui dua metode pemadaman kebakaran hutan, yaitu pemadaman langsung dan tidak langsung. Pemadaman langsung merupakan upaya mematikan api secara langsung dengan menggunakan peralatan yang ada, sedang pemadaman tak langsung dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan api agar tidak meluas.

Pemadaman dan pengendalian kebakaran dapat dilakukan dengan peralatan sederhana, seperti sekop, kapak, pengait semak, garu pacul, garu tajam, dan gepyok (flapper karet). Misalnya, sekop dapat digunakan untuk menggali, mengga ru, menimbun, memotong, memukul, melempar, pasir, tanah, dan lumpur.

"Pengait semak berfungsi untuk membersihkan dan menarik semak padat dan ranting kering agar tidak terkena api. Adapun gepyok berguna untuk memukul api secara langsung dan paling efektif untuk memuluk api pada alang-alang atau rerumputan yang terbakar," kata dia.


HEN

Bookmark and Share

0 comments:

Based on original Visionary template by Justin Tadlock
Visionary Reloaded theme by Blogger Templates

Kesatuan Pemangkuan Hutan Sukabumi Visionary WordPress Theme by Justin Tadlock Powered by Blogger, state-of-the-art semantic personal publishing platform