Rabu, 24 Februari 2010

Tidak boleh jati, kayu lapis pun jadi

Ditulis Oleh Berliana Elisabeth S. & Lutfi Zaenudin
Rabu, 24 Februari 2010

BBJ menargetkan bisa perdagangkan tahun depan

JAKARTA: Keluhan pelaku pasar di industri berjangka komoditas belum berubah sejak pembatasan subjek produk yang bisa diperdagangkan di bursa tersebut diperbarui dengan Keppres No. 119/2001.

Meski demikian, kreativitas untuk meningkatkan denyut nadi di industri komoditas berjangka pasar tidak harus mati. Setidaknya, upaya tersebut terlihat dari rencana kerja sama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dengan Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani).

Sedianya, BUMN kehutanan itu ingin memanggungkan salah satu produk andalannya, kayu jati bundar, di lantai BBJ. Perhutani berharap kesuksesannya menggandeng PT iPASAR Indonesia untuk melalukan perdagangan fisik online kayu jati pada pertengahan Februari bisa ditularkan di tempat lain.
Namun, Keppres No. 119/2001 tentang Komoditi yang Dapat Dijadikan Subjek Kontrak Berjangka hanya merestui 22 produk yang dapat diperdagangkan di bursa berjangka (lihat grafik) memaksa BBJ dan Perum Perhutani mengambil 'langkah' memutar.

22 Subjek kontrak berjangka di bursa komoditas

Kopi

Ikan

Gula pasir

Timah

Minyak kelapa sawit

Bahan bakar minyak

Kacang tanah

Pulp dan kertas

Plywood

Gas alam

Kedelai

Benang

Karet

Tenaga listrik

Cengkeh

Semen

Kakao

Emas

Udang

Pupuk

Lada

Batu bara



Volume transaksi kontrak komoditas di BBJ (lot)


2009

Jan. 2010

Olein

128

-

Kontrak indeks emas

7.767

731

Emas

3.097

173

Kontrak gulir emas

-

-

Kontrak gulir emas dalam dolar AS

2.263

224

Loco London

6.151

8.860

Sumber: Keppres No.119/2001, BBJ

"Kami sudah bertemu dengan Pak Hasan (Hasan Zein, Dirut BBJ) membicarakan transaksi kayu jati bundar, tetapi dilarang Bappebti," kata Direktur Pemasaran dan Industri Perum Perhutani Fachrodji kepada Bisnis di Jakarta.

Kayu jati bundar memang tidak tercantum dalam daftar 22 subjek produk Keppres itu, tetapi kayu lapis yang merupakan salah satu bentuk olahan kayu mendapat tiket masuk.Sebenarnya ketentuan tersebut merupakan perbaikan dari Keppres No. 12/1999 dan No. 73/2000.

Namun, sinergi BBJ dan Perum Perhutani tersebut bukannya tanpa hambatan. Jika di pasar lelang online di iPASAR, BUMN Kehutanan itu bisa langsung memperdagangkan produknya, di BBJ tidak semudah itu.

Perum Perhutani harus mengolah dulu kayu jati bundar menjadi kayu lapis yang dalam bahasa sehari-hari lebih dikenal sebagai kayu lapis atau tripleks meskipun lapisan kayu tersebut bisa lebih dari tiga lembar.

Pada saat ini, Fachrodji mengaku BUMN Kehutanan itu belum memproduksi jenis kayu olahan tersebut. Proses persiapan pembuatan kayu lapis di perusahaan tersebut yang diperkirakan memakan waktu setidaknya 1 tahun membuat salah satu pilihan investasi di BBJ itu baru bisa dilempar ke pasar sekitar 2011.

"Mungkin jenisnya tidak persis kayu lapis, tetapi sejenisnya. Kami akan usahakan [agar komoditas itu] ditransaksikan," kata Dirut BBJ Hasan Zein Mahmud. Hasan menjamin Perum Perhutani akan mendapat keuntungan lebih dalam kerja samanya dengan BBJ.

Banyak pagar

Pasar fisik komoditas yang bisa dikelola BBJ, berdasarkan Peraturan Kepala Bappebti No. 77/2009, memang hanya yang terdaftar di UU No. 32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yaitu produk yang diatur dalam keputusan presiden. "Kita terlalu banyak pagar, bursa hanya boleh merambah ke produk-produk yang tertera dalam Keppres," kata Hasan.

Meski tidak bisa melelang kayu jati bundar di BBJ, dia mengklaim kesepakatan kerja sama dengan Perum Perhutani untuk mentransaksikan komoditas itu sudah berada di kantong.Jika kayu lapis jadi ditawarkan, BBJ praktis memiliki dua komoditas di pasar lelang terorganisasi yang digagasnya. Minyak sawit mentah merupakan produk perdana yang ditawarkan secara fisik pada Juni 2009.

Selain itu, BBJ juga mengoleksi enam produk lainnya yaitu kontrak olein, kontrak indeks emas (KIE), kontrak emas, kontrak gulir emas (KGE), kontrak gulir emas dalam dolar AS (KGE USD), dan Loco London.

Namun, hanya Loco London yang paling banyak diminati investor sejak instrumen investasi itu diakui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) pada akhir tahun lalu.

(berliana.Elisabeth@bisnis.co.id/lutfi.zaenudin@bisnis.co.id)
Oleh Berliana Elisabeth S. & Lutfi Zaenudin
Bisnis Indonesia

0 comments:

Based on original Visionary template by Justin Tadlock
Visionary Reloaded theme by Blogger Templates

Kesatuan Pemangkuan Hutan Sukabumi Visionary WordPress Theme by Justin Tadlock Powered by Blogger, state-of-the-art semantic personal publishing platform